Anak broken home tak semuanya berperilaku negatif ada yang sebagian dengan tegar menerima kenyataan yang dialaminya. Pendidikan agama dan banyak kegiatan positif cara tepat untuk tetap baik.
SPIRITKITA.ID - Keluarga yang berantakan atau perceraian orang tua biasaya berdampak buruk terhadap perkembangan terutama psikologis anak dalam jangka waktu panjang.
Danpak yang diterima oleh si anak berbeda-beda tergantung kepada usia saat perceraian orang tuanya, jenis kelamin, kepribadian, dan hubungan anak dengan orang tuanya.
Dampak yang kerap dirasakan oleh anak broken home diantaranya :
1. Masalah emosional
Perceraian orang tua sangat mempengaruhi kondisi emosional. Anak akan merasa rasa kehilangan, sedih, bingung, takut, marah, semua bercampur aduk dirasakan oleh anak.
2. Gangguan perilaku
Sebagian anak broken home juga mengalami suasana hati yang tidak menentu (mood swing) atau gangguan suasana hati lainnya. Sebagian dari mereka memilih untuk menarik diri dari pergaulan, enggan bersosialisasi, dan tidak percaya diri. Perceraian juga berkontribusi dalam mendorong perilaku antisosial pada anak. Anak broken home berisiko menjadi anak nakal, agresif, suka berkata dan berbuat kasar, berbohong, bahkan berkelahi dengan teman.
3. Gangguan mental
Selain karena kedekatan orang tua dan anak berkurang setelah perceraian, berbagai perubahan yang harus dijalani oleh anak, misalnya pindah rumah atau pindah sekolah, dapat membuat anak semakin stres. Anak broken home juga rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Dampak serius lain yang dialami anak broken home adalah separation anxiety syndrome (SAD) atau gangguan kecemasan berpisah. SAD merupakan suatu kondisi di mana seorang anak menjadi sangat takut dan cemas kehilangan figur penting dalam hidupnya, yang dalam hal ini adalah ayah dan ibu mereka.
4. Masalah keuangan dan pendidikan
Anak broken home sering kali mengalami masalah keuangan yang kurang stabil jika dibandingkan dengan anak-anak dari rumah tangga yang harmonis. Selain itu, prestasi di sekolah juga memiliki kemungkinan untuk menurun.
Terkait ini, seorang gadis anak broken home merasakan dampak akibat perceraian orang tuanya. Sebagian ada yang hidup dijalanan, liar dan lain sebagianya di lain pihak perilakunya masih bisa terkendali dengan tegar menerima kenyataan.
“Karena masalah keluarga efeknya ke anak. Jadi kan pemikiran anak berbeda – beda, ada yang nerima ada yang engga. yang engga menerima kebanyakan ke jalan – jalan, nongkrong, ngamen sebagai jalan pelampiasan. Itu semua karena kurang kasih sayang dan sangat wajar terjadi,”kata Memey Ria Ristiani, pada Redaksi.
Memang sulit jika perilakunya seperti itu, namun bukan berarti tidak bisa agar si anak broken home kembali kepada perilaku positif hanya butuh waktu dan proses.
“Bisa berubah dengan pendekatan agama, jaga pergaulan dan menyibukan dengan kegiatan – kegiatan yang positif Efeknya si anak akan lupa dengan kondisi dirinya sendiri dan keluarga,”urai Memey.
Yang jelas, dara yang bercita – cita menjadi apoteker ini mengatakan, walau keadaan keluarga tak baik, sebagai anak sejatinya tetap harus hormat pada orang tua dan bisa mengendalikan diri agar tak terjebak dengan pergaulan tidak bagus. Memey menilai, tak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan pasti ada solusinya tergantung niat dan kemauan.
“Apapun masalahnya harus bisa diselesaikan baik – baik dan harus bisa diterima sesulit apapun juga, karena hidup hanya sekali. Meski jauh dari orang tua harus tetap menjalin silaturahmi,”pungkasnya.