SPIRITKITA.ID – Berasal dari sebuah desa terpencil di Kabupaten Bandung Barat, Karlina Rismayanti, anak dari pasangan petani, berhasil membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk meraih mimpi. Kini, ia menjadi mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di salah satu perguruan tinggi ternama di Kota Cimahi.
Selama tiga tahun masa SMA, Lin—begitu ia akrab disapa—tinggal di kosan dengan bekal mingguan hanya Rp100 ribu dari orang tuanya. “Kadang cukup, kadang enggak. Tapi saya sabar dan bersyukur,” kenangnya kepada Redaksi.
Perjalanan menuju bangku kuliah pun penuh perjuangan. Pernah suatu hari ia harus berangkat tes pukul 3 dini hari, naik ojek dengan ongkos Rp200 ribu. Semua dilakukan demi mewujudkan harapan ibunya.
“Mamah nggak ingin saya seperti mereka, yang hanya jadi petani. Beliau ingin lihat anaknya sukses,” ungkap Lin.
Meski kuliah bukan perkara mudah secara finansial, Lin memilih mengambil kelas karyawan. Ia kuliah sambil bekerja untuk meringankan beban orang tua. Keinginannya menjadi guru tumbuh karena terinspirasi oleh sosok guru-guru yang ia kagumi semasa sekolah.
“Selain bisa urus keluarga, saya ingin bisa membagikan ilmu ke orang lain,” ujarnya.
Lin menyayangkan masih banyak anak seusianya di desanya yang berhenti sekolah setelah SMP dan menikah muda. “Padahal pendidikan itu penting. Saya ingin jadi contoh kalau pendidikan bisa mengubah masa depan,” tegasnya.
Di akhir perbincangan, Lin berpesan untuk siapa pun yang berasal dari latar belakang tidak mampu, agar tidak minder dan terus berjuang.
“Kalau kita sungguh-sungguh dan berdoa, insyaAllah bisa sukses dan bahagiakan orang tua,” pungkas mojang pecinta warna biru ini.