Floating Image
Floating Image
Sabtu, 17 Mei 2025

Pemuda Ini Siap Jadi Presiden demi Berantas Korupsi


Oleh Alifa Fajri
16 Mei 2025
tentang Inspiratif
Pemuda Ini Siap Jadi Presiden demi Berantas Korupsi - Sport Jabar

Sudah saatnya Indonesia bangkit. Butuh pemimpin yang bukan hanya pintar, tapi berani, jujur, dan tegas memberantas korupsi tanpa kompromi.

222 views

SPIRITKITA.ID – Siapa sangka, seorang pemuda asal Kota Cimahi punya mimpi besar: menjadi Presiden Republik Indonesia. Bukan sekadar ambisi, Dhyar Ahmad Dzulfikar punya agenda mulia jika kelak ditakdirkan memimpin negeri ini yakni memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya demi terciptanya keadilan dan kesejahteraan rakyat.

Menurut Dhyar, pembangunan yang selama ini berjalan masih menyisakan banyak ketimpangan sosial. Penegakan hukum pun dinilai belum sepenuhnya berpihak pada keadilan. 

“Kalau saya ditakdirkan oleh Allah menjadi Presiden, maka hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Kalau hukumannya A, ya A. Hukuman mati ya hukuman mati. Tidak bisa ditawar-tawar hanya karena uang atau kekuasaan,” tegasnya kepada Redaksi Spiritkita.id.

Pria kelahiran 1996 ini menilai, salah satu akar penderitaan rakyat adalah korupsi yang merajalela dan nyaris menyentuh seluruh lini kehidupan. Ia prihatin karena banyak koruptor justru melenggang bebas. 

“Koruptor itu raja dari segala raja maling. Biang kerok penderitaan rakyat. Mereka merugikan bangsa demi memperkaya diri sendiri, keluarga, dan kelompoknya,” ucapnya dengan nada berapi-api.

Sebagai mahasiswa jurusan Administrasi Negara, Dhyar menyadari pentingnya reformasi hukum dan pemerintahan. Ia ingin membawa perubahan nyata melalui sistem yang transparan dan akuntabel. Ia juga mengajak generasi muda untuk tidak apatis terhadap politik dan hukum. Menurutnya, masa depan bangsa ada di tangan pemuda.

“Indonesia harus lebih maju, generasinya lebih kreatif, dan dari generasi muda harus lahir pemimpin-pemimpin harapan bangsa,” ujarnya.

Dhyar menutup obrolan dengan penuh harap. Ia memohon doa dari seluruh rakyat Indonesia, agar jika suatu saat dirinya dipercaya menjadi pemimpin negeri ini, ia bisa menunaikan semua janjinya untuk Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

“Harapannya saya bisa memimpin Indonesia di masa depan. Insya Allah mohon doanya. Karena kalau cuma jadi anggota dewan, rasanya tanggung. Mending sekalian jadi Presiden,” pungkas bapak satu anak ini, optimis.

Berikut narasi tentang maraknya korupsi di Indonesia, dengan nada yang tajam namun tetap informatif dan inspiratif:

Korupsi di Indonesia: Penyakit Lama yang Semakin Membusuk

Tak menampik, korupsi di Indonesia ibarat penyakit kronis yang tak kunjung sembuh, bahkan makin merajalela di tengah upaya pemberantasan yang seolah hanya jadi slogan. Dari pusat hingga daerah, dari proyek kecil hingga mega proyek, tak sedikit oknum yang memanfaatkan jabatan dan kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya.

Ironisnya, di tengah jeritan rakyat yang kesulitan hidup, banyak pejabat justru hidup bergelimang fasilitas mewah dari uang negara. Uang yang sejatinya untuk membangun sekolah, rumah sakit, jalan, dan kesejahteraan rakyat, malah bocor ke kantong pribadi lewat permainan licik yang terselubung dalam berbagai modus.

Tak sedikit pelaku korupsi yang justru mendapat perlakuan istimewa. Hukuman ringan, potongan masa tahanan, bahkan bebas lebih cepat. Rakyat makin geram, kepercayaan terhadap penegakan hukum pun terkikis. Di mata masyarakat, hukum terlihat tajam ke bawah tapi tumpul ke atas.

Korupsi bukan hanya soal uang yang dicuri. Ia merampas harapan, mematikan keadilan, dan memperlambat kemajuan bangsa. Setiap rupiah yang dikorupsi adalah impian anak-anak yang gagal sekolah, pasien yang tidak mendapat obat, dan petani yang tak bisa panen.

Sudah saatnya Indonesia bangkit. Butuh pemimpin yang bukan hanya pintar, tapi berani, jujur, dan tegas memberantas korupsi tanpa kompromi. Generasi muda harus melek politik dan hukum, dan tidak lagi memaklumi budaya korupsi sebagai “hal biasa”.

Karena sejatinya, jika korupsi terus dibiarkan, maka masa depan bangsa ini bukan hanya suram—melainkan bisa benar-benar hancur.

Baca Juga : Korupsi di Indonesia: Dari Pejabat hingga Perlawanan Generasi Muda

Baca Juga : 
Menghindari Korupsi: Perspektif Agama, Moral, Hukum, Sosial, dan Ekonomi

(*)

Penulis

Alifa Fajri

Berita Lainnya dari Inspiratif

  • Oleh: Restu Nugraha
  • 23 September 2024
Begini Nih Jadinya Jika Pacaran Tanpa Batas
  • Oleh: Restu Nugraha
  • 23 September 2024
Calvin Verdonk Berharap Segera Bertemu Sang Ayah