SPIRITKITA.ID - Hijab bagi seorang muslimah adalah sebuah identitas. Bila sudah mengenakannya pantang untuk membuka meski dalam kondisi yang mendesak sekalipun, seperti yang dialami oleh seorang atlet buta judo nasional bernama Mifftahul Jannah.
Kejadiannya memang sudah lama ketika akan bertanding dengan atlet Mongolia Oyun Gantulga, dalam Asian Para Games 2018 di Jakarta. Momen ini ada pesan yakni keteguhan seorang muslimah kala mempertahankan identitasnya sebagai muslimah yaitu hijab.
Kejadiannya begini.
Wasit yang memimpin pertandingan saat itu meminta untuk membuka hijab. Alasannya aneh yakni demi keselamatan dan regulasi. Ketika mengetahui dirinya harus membuka hijab sang atlet ogah alias tak mau membukanya.
Akhirnya, atlet asal Aceh tersebut harus menerima kenyataan pahit, kalah tanpa bertanding. Air mata pun menetes dari kedua matanya, ia tak bisa membela sang Merah Putih, padahal Miftahul Jannah sudah mempersiapkan diri selama 10 bulan untuk tampil di ajang olahraga terbesar se Asia bagi para penyandang cacat tersebut.
Alasan apa sehingga Miftahul Jannah tetap kekeh tak mau membuka jilbabnya. Menurutnya hijab adalah mahkota dan ciri wanita muslimah.
“Saya bangga bisa melawan diri sendiri, melawan ego saya.
Saya ingin hebat di mata Allah dibanding hebat di mata dunia,” katanya.
Momen tersebut menuai pujian dari netizen di twitter.
Rahma@KiranaMR
Mbak Miftah, sampeyan hebat mbak karena:
1. nggak semua orang bisa judo.
2. Nggak semua atlet, apalagi atlet tunanetra yg berani
mempertahankan jilbab.
Tetap semangat!#MiftahulJannah.
Adri Ali Lubis@adrilubiss
Saya kagum dengan keteguhan seperti ini. Seorang tunanetra
berprestasi yang tetap menjaga keislaman di dadanya, dengan sikap, dan
tutur-ucap yang kuat. Melawan ego dan dunia itu tak mudah. Meski
didiskualifikasi, Jannah, sejatinya Anda seorang pemenang! #MiftahulJannah.
Fatir M.Natsir@fatirnatsir; Tegakkan kepalamu. Tiada alasan kau bersedih, kau tetap