SPIRITKITA.ID - Suami tidak bekerja ? tentu saja bikin puyeng sang istri. Bagaimana mau memenuhi kebutuhan sehari-hari bila sang kepala keluarga menganggur. Akibat keadaan ini rumah tangga banyak yang berantakan.
Namun beda cerita dengan yang dialami oleh seorang ibu muda bernama Muslihah. Ia menceritakan bahwa pernah suaminya menganggur cukup lama alias tidak punya penghasilan. Tapi keadaan ini tidak membuatnya mengambil keputusan yang tidak bijak karena ia dan suami punya pemahaman yang saling melengkapi yakni ketika rumah tangga dalam keadaan tidak baik harus bisa diselesaikan dengan komunikasi yaitu kembali kepada komitmen awal. Draf atau isi komitmen ini harus menjadi acuan dalam menjalankan roda rumah tangga, salah satunya mencari solusi bersama dengan tujuan rumah tangga tetap normal seperti biasa.
“ketika kita menikah itu kembali lagi pada komitmen dari awal. Ketika kita ada pada masa-masa sulit seperti sekarang harus bisa menyelesaikan. Ketika ada suami yang sedang usaha hasilnya pun ke kita semua,” Katanya pada Redaksi.
Wanita kelahiran 1991 ini melanjutkan, sebagai seorang isteri alangkah baiknya memberikan spirit dan motivasi kepada suami untuk berusaha mencari penghasilan. Namun disisi lain, ketika suami menganggur ada sisi postifnya yaitu beban pekerjaan rumah sedikit ringan karena suami ikut membantu.
“Kalau kondisinya memang sulit seperti sekarang.Kalau suami ada di rumah kenapa engga karena saya juga merasa terbantu, tidak terbebani dengan pekerjaan rumah seperti mengurus anak, mencuci. Jadi bareng-bareng gtu,” tandasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Muslihah, memaksimalkan potensinya yaitu menjahit. Dari menjahit dan kreatif lainnya, Muslihah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ibu dengan dua anak ini mengaku, meski sang suami menganggur ia tetap hormat dan patuh yang penting ada usaha kedepan menjadi lebih baik lagi. Dengan pengalaman yang pernah ia alami, ia memberi tips, komunikasi kuncinya. Menurutnya dengan komunikasi segala sesuatu bisa diselesaikan dengan baik. Baginya, tak melulu uang tapi kenyamanan dengan suami adalah sesuatu yang berharga dalam merangkai bahtera rumah tanga. Dan untuk mendapakatkan rasa nyaman tidak mudah harus diperjuangkan salah satunya melepaskan ego masing-masing.
“Jadi orang berasumsi ketika suami tidak kerja karena kurang komunikasi jadi tidak bisa membeli hati istri. Perempuan mah masalah bukan uang saja yang penting nyaman merasa aman udah,. Dan janagan punya ego atau ingin menang sendiri. Jika ada sedikit cekcok supaya tidak besar saya atau suami ada yang mengalah agar percekcokan tidak makin panas,” tegasnya mengakhiri.
