Sebagian orang membaca zodiak hanya sebagai hiburan atau 'iseng'. Namun, ulama tetap mengingatkan agar tidak bermain-main dengan sesuatu yang berpotensi menggerus akidah secara perlahan. (Foto pixabay)
SPIRITKITA.ID - Ramalan zodiak dan bintang sering kali menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang, baik di media sosial, majalah, maupun aplikasi harian. Keingintahuan tentang bagaimana ramalan ini menggambarkan kepribadian dan nasib seseorang mendorong banyak orang untuk membacanya. Namun, seberapa validkah ramalan tersebut? Bagaimana pula pandangan Islam terhadapnya?
Memahami Zodiak dan Astrologi
Zodiak berakar pada ilmu astrologi, yang berbeda dengan ilmu astronomi. Astrologi menyatakan bahwa posisi benda langit seperti bintang, planet, dan bulan saat seseorang lahir memengaruhi kepribadian dan kehidupan orang tersebut. Ada 12 zodiak utama yang dikenal luas, masing-masing dengan karakteristik yang dikaitkan:
* Aries (21 Maret - 19 April) * Taurus (20 April - 20 Mei) * Gemini (21 Mei - 20 Juni) * Cancer (21 Juni - 22 Juli) * Leo (23 Juli - 22 Agustus) * Virgo (23 Agustus - 22 September) * Libra (23 September - 22 Oktober) * Scorpio (23 Oktober - 21 November) * Sagitarius (22 November - 21 Desember) * Capricorn (22 Desember - 19 Januari) * Aquarius (20 Januari - 18 Februari) * Pisces (19 Februari - 20 Maret)
Zodiak: Antara Ilmu dan Hiburan
Dari sudut pandang ilmiah, astrologi tidak memiliki bukti yang kuat. Penelitian menunjukkan bahwa ramalan zodiak tidak dapat diverifikasi secara objektif dan ilmiah. Oleh karena itu, astrologi dikategorikan sebagai ilmu semu (pseudoscience). Meskipun demikian, banyak orang tetap menikmati membaca zodiak sebagai hiburan. Beberapa merasa deskripsi yang diberikan cocok dengan kepribadian mereka, padahal sifat-sifat tersebut umumnya bersifat umum dan dapat diterapkan pada banyak orang. Fenomena ini dikenal sebagai efek Barnum, di mana orang cenderung percaya pada deskripsi umum karena terdengar personal.
Pandangan Islam Terhadap Ramalan Bintang
Dalam Islam, kepercayaan pada ramalan, termasuk ramalan zodiak, dilarang. Ramalan termasuk dalam kategori kahanah (dukun) dan ‘arrafah (tukang ramal). Meyakini ramalan secara serius dapat membawa pada kesyirikan. Nabi Muhammad SAW melarang hal ini, seperti yang termaktub dalam hadits:
"Barang siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal lalu mempercayai ucapannya, maka sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Hakim)
Al-Qur'an juga menegaskan bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui masa depan:
"Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah." (QS. An-Naml: 65)
Islam menganjurkan umatnya untuk tawakal (bertawakal), berikhtiar (berusaha), dan percaya kepada takdir Allah, bukan pada benda-benda langit atau ramalan manusia.
Zodiak Sebagai Hiburan
Meskipun begitu, sebagian orang membaca zodiak sebagai hiburan semata. Namun, para ulama tetap mengingatkan agar tidak bermain-main dengan hal-hal yang berpotensi mengikis akidah secara perlahan. Perlakuan yang dianggap sepele bisa berkembang menjadi keyakinan yang salah. Oleh karena itu, lebih baik menghindari zodiak sepenuhnya, terutama jika hal ini mulai memengaruhi keyakinan seseorang seperti memilih jodoh, karier, atau mengambil keputusan penting berdasarkan zodiak.
Zodiak bisa jadi terlihat menarik dan menyenangkan untuk dibaca, namun penting untuk tetap bersikap kritis dan tidak mudah mempercayai sesuatu yang tidak bisa dibuktikan. Dalam pandangan Islam, mempercayai ramalan bintang merupakan bentuk pelanggaran terhadap akidah.
Kita diajarkan untuk percaya pada Allah, berusaha dengan sungguh-sungguh, dan menyerahkan hasilnya kepada-Nya. Jika kamu ingin mengenali diri sendiri atau mencari arah hidup, akan lebih baik menggunakan pendekatan spiritual, psikologis, atau konsultasi profesional yang terpercaya daripada mengandalkan ramalan yang belum tentu benar.
Pandangan Islam dan Bahaya Syirik
Ustadz H. Ahmad Fadhil, Lc., seorang dai yang ahli dalam kajian akidah dan tauhid, memberikan penjelasan penting mengenai zodiak dan ramalan bintang dari sudut pandang Islam.
"Percaya pada ramalan zodiak, apalagi menjadikannya dasar keputusan hidup, sama saja menggantungkan nasib pada sesuatu selain Allah," tegas Ustaz Fadhil. "Hal ini sangat berbahaya karena berpotensi syirik. Islam sangat menjaga keutuhan tauhid umatnya." lanjutnya.
Meskipun membaca ramalan bintang sekadar untuk hiburan, Ustaz Fadhil mengingatkan bahwa manusia mudah terpengaruh. "Awalnya iseng, lama-lama percaya. Itulah mengapa Islam menyuruh kita menjauhi hal-hal yang mendekatkan pada kesyirikan, bukan menunggu sampai kita terjerumus."
Antara Hiburan dan Keyakinan
Beberapa orang berdalih bahwa membaca ramalan hanyalah iseng. Namun, Ustadz Fadhil mengingatkan bahwa sesuatu yang awalnya iseng, namun dapat merusak keyakinan, tetap harus dihindari. "Jangan sampai kita menganggap remeh perkara akidah." tegasnya.
Meskipun zodiak menarik untuk dibaca, penting untuk tetap waspada. Jika ramalan tersebut memengaruhi keyakinan dan perilaku, maka kita harus menjauhinya.
Islam mengajarkan kita untuk selalu bertawakal, berikhtiar, dan menyerahkan masa depan sepenuhnya kepada Allah. "Masa depan bukan ditentukan oleh bintang, tapi oleh Allah yang menciptakan bintang itu sendiri," pungkas Ustaz H. Ahmad Fadhil, Lc.
Punya produk yang mau dikenal lebih luas? Yuk, kerja sama bareng spiritkita.id! Kami siap bantu review produkmu biar makin dipercaya & dilirik calon pembeli. Promosi eksklusif, tampilan profesional.