Floating Image
Floating Image
Sabtu, 9 Agustus 2025

Jampana: Tradisi Warga Jawa Barat yang Membuat Peringatan 17 Agustus Semakin Berarti


Oleh Alifa Fajri
07 Agustus 2025
tentang Warna Warni
Jampana: Tradisi Warga Jawa Barat yang Membuat Peringatan 17 Agustus Semakin Berarti - Sport Jabar

Jampana bukan hanya simbol kemeriahan sambut hari kemerekaan. Ia adalah wujud rasa syukur masyarakat terhadap nikmat kemerdekaan

216 views

SPIRITKITA.ID - Seperti biasa, Setiap tanggal 17 Agustus tiba, jalan-jalan desa dan kota di Indonesia ramai oleh berbagai kegiatan mulai upacara, lomba anak-anak bahkan dewasa, pawai kostum, hingga hiburan rakyat. Tapi di banyak daerah, khususnya di tatar Sunda, ada satu hal yang selalu ditunggu dan dirindukan: arak-arakan jampana.

Jampana adalah tandu tradisional yang dihiasi dengan berbagai makanan, hasil bumi, bunga, janur, hingga hiasan dari bambu. Tandu ini biasanya diangkat oleh beberapa orang dan diarak keliling kampung sebagai bagian dari peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Jampana bukan hanya simbol kemeriahan sambut hari kemerdekaan. Ia adalah wujud rasa syukur masyarakat terhadap nikmat kemerdekaan yang telah diraih oleh para pendahulu bangsa. Di atas jampana, tersaji makanan dan hasil bumi yang penuh makna, seperti dikatakan oleh Dandi Hukmana, tokoh muda pemerhati budaya. Ia mengatakan, jampana adalah wujud suka cita atas kemerdekaan yang diraih dengan penuh pengorbanan baik nyawa dan harta oleh para pahlawan.

“Jampana itu bukan sekadar parade. Ini adalah simbol dari bagaimana masyarakat kita mensyukuri kemerdekaan. Dulu para pejuang berkorban darah dan nyawa. Sekarang kita rayakan dengan mengangkat makanan dan kebahagiaan, sebagai rasa syukur." ucapnya.

Lanjutnya, jampana ini juga sekaligus wujud persatuan dan gotong royong yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang harus dipertahankan di tengah-tengah gempuran peradaban dunia moderen yang lebih mengedepankan egosentris dan indiviudalistis.

Jampana Menghadirkan Nuansa yang Tak Bisa Digantikan
Banyak yang sepakat, bahwa tanpa jampana, peringatan 17-an terasa hambar. Ada semacam energi kolektif ketika warga bergotong royong menyiapkan hiasan, menyusun hasil bumi, hingga mengarak jampana keliling kampung. Bahkan seringkali disertai iringan seni tradisional seperti calung, dogdog lojor, atau reog.

Jampana bukan sekadar ornamen. Ia adalah narasi hidup dari masyarakat: tentang kebersamaan, gotong royong, syukur, dan harapan. Semua itu dibungkus dalam sebuah tandu, dihias dengan sepenuh hati, dan diangkat bersama-sama.

“Dengan adanya jampana di hari kemerdekaan menandakan rasa kebersamaan kebangsaan masih kuat melekat walau jaman semakin maju,” tambahnya.

Karena jampana adalah tradisi rakyat. Ia bukan acara dari pemerintah pusat, bukan pula seremoni elite. Ia milik warga. Maka selama kita masih ingin merayakan kemerdekaan secara merakyat, jampana perlu terus dihidupkan.

“Bahwa merdeka itu bukan hanya diucapkan, tapi dirayakan dan dibagikan dalam bentuk nasi liwet, hasil tani, dan tawa bersama di jalanan kampung dan kota,” tandasnya mengakhiri.

Baca Juga : Rangkaian Festival Layang-Layang 2025 di Desa Tanjungwangi, Ada El Ghoniyah, Boy and Friend, Al Bandani, Keren Abis!

Penulis

Alifa Fajri

Berita Lainnya dari Warna Warni

  • Oleh: Restu Nugraha
  • 30 September 2024
Gerakan Boikot Produk Israel Harus Terus Dikobarkan