Usia 30 tahun ke atas adalah umur pubertas kedua bagi wanita. Agar hal ini tidak menjadi negatif suami istri harus intens komunikasi agar kehangatan rumah tangga terus terjaga.
SPIRITKITA.ID - Bagi wanita usia 30-40 tahun adalah masa yang rawan sebab di umur tersebut biasanya akan mengalami puber kedua. Tanda-tanda wanita mulai merasakan puber kedua salah satu diantaranya mulai berkurangnya masa subur terutama menginjak usia 35 tahun. Di usia ini beban dan tanggung jawab baik di keluarga, lingkungan sosial atau di tempat pekerjaan meningkat sehingga tingkat stres pun bertambah.
Tidak hanya itu, kecantikan, kekencangan kulit dan vagina mulai mengering plus iritasi dan infeksi. Kondisi ini tentu saja berpengaruh pada hubungan suami istri sekaligus memudarnya rasa percaya diri.
Nah di puber kedua, banyak kaum Hawa melakukan pembuktian diri dengan tampil semenarik mungkin, semisal sering datang ke salon, berdandan seperti usia remaja dengan aksesoris mengkilap dan cara lainnya. Di masa puber ini, yang terancam adalah rumah tangga lantaran banyak terjadi perselingkuhan dan perceraian. Tak sedikit wanita menjalin hubungan dengan pria lain dikarenakan kejenuhan.
Untuk menghindari akibat negatif di usia pubertas kedua, tentu mesti melakukan langkah – langkah yang tepat, seperti mencoba menghangatkan kembali suasana rumah tangga yang terasa mulai kurang kondusif.
Gejala puber kedua ini mendapat tanggapan dari mamah muda bernama Ismi Aprillianti.
Ismi begitu disapa mengatakan, perselingkuhan terjadi salah satu faktor penyebabnya kurang komunikasi. Hal ini bisa terjadi karena kesibukan atau kebiasaan. Namun begitu menurutnya dalam keadaan apapun komunikasi di rumah tangga harus tetap terjalin baik apalagi di usia 30 tahun ke atas gejolak pubernya bisa dikendalikan.
“Kurangnya intensitas waktu mungkin, tapi karena sering komunikasi sama suami sharing, dia terbuka Insya Allah pubernya jadi ke suami. Iya tadi itu kuncinya ada di komunikasi,” katanya pada Redaksi.
Lalu mamah muda ini berbagi pengalaman. Perbedaan usia yang cukup jauh dengan sang suami ternyata membawa kebaikan bagi dirinya. Suaminya bisa menyesuaikan dengan dirinya. Begitu pula sebaliknya, Ismi berusaha memahami keinginan sang suami agar jarak usia yang cukup jauh menjadi kelebihan dalam merangkai bahtera rumah tangganya.
“Jatuh cinta ke dua kali kaya jaman pacaran untungnya dia bisa menyeimbangi karena usia jarak umur beda jadinya ngasuh,” imbuhnya seraya tertawa kecil.
Bagi perempuan kelahiran 11 April 1988 itu mengaku, banyak cowok yang melirik dan menggodanya tapi tak digubris, karena segalanya hanya untuk sang suami tercinta. Diakuinya, sangat beruntung karena sang suami bisa mendengarkan segala keluh kesahnya.
“Bagi saya suamiku sahabatku dia yang selalu kasih nasehat harus gini mesti gini. Walau banyak godaan di usia Isma yang lagi gemes – gemesnya dia bisa jadi pendengar setia gitu,” tandas Isma.
Kendati demikian Isma tak memungkiri, meski sudah punya anak tiga ada rasa kagum pada lelaki yang bergaya nan elegan. Untungnya dirinya bisa kontrol diri yang bisa dilakukan hanya tersenyum saja. Dia berpikir kedepan, tak ada untungnya menghianati rumah tangganya hanya demi nafsu sesaat.
“Realistis lah da normal. Lihat yang cakep wow, lihat yang tajir wow. Tapi balik lagi saya punya tanggung jawab sebagai istri sebagai orang tua mesti mendidik anak. Mungkin nafsu sesaat,” ucap wanita pebisinis itu mantap.
Terakhir, Isma kasih tips terlebih bagi perempuan bersuami yang sedang dilanda puber kedua, harus bisa mengendalikan jangan sampai kalah oleh nafsu yang pada akhirnya penyesalan yang bakal didapat. Komunikasi dengan suami cara yang jitu menghangatkan rumah tangga.
“kadang mending kalau sama lawan jenis mending berteman saja, mengagumi boleh tapi memiliki mah jangan kita sama sama berjalan saja karena jangan ada hati yang tersakiti karena rasanya sakit bangeut,” pungkasnya tersenyum.
