SPIRITKITA.ID - Setiap orang punya masa lalu, ada yang baik ada pula yang hitam. Masa lalu sejatinya dijadikan pijakan untuk melangkah kedepan menjadi lebih baik.
Hendra, misalnya, seorang pembunuh di tahun 2014, mendapatkan pencerahan setelah masuk bui alias dipenjara. Dirinya bersyukur karena penjaralah ia berubah. Raga dan badan dikurung tanpa kebebasan ternyata ada hikmahnya.
“Orang lain bilang sial masuk penjara, terkurung badan
bertahun-tahun. Tapi bagi saya justru ini sebuah keberuntungan dari tempat ini
saya mengenal tuhan. Di tempat ini saya merasakan petobatan,” ujarnya
beberapa waktu lalu.
Saat di Lapas Cianjur menghuni sel 11 dengan pola Pesantren
terpadu. Semua napi tak berani mengusiknya karena tahu siapa Hendra itu. Namun begitu ia tak semena-mena pada tahanan lain. Bahkan pengakuannya ia kagum pada sosok seorang petugas Lapas sebab dia lah yang mengajak untuk sholat 5 waktu, baca Al-Quran dan mengerjakan yang sunnah.
“Dalam waktu singkat semua napi kenal saya, enggak ada yang
berani macam-macam saya sudah pasrah tidak ada yang saya takuti di tempat ini. Saya hanya takut dengan satu orang, dia petugas di Lapas ini,” tuturnya.
Awalnya, Hendra merasa kesal sebab tiap hari menyuruhnya seperti itu. Namun kekesalan Hendra akhrinya mencair dan perlahan tapi pasti ia mulai terbiasa. Setiap hari si bapak Lapas tersebut selalu mengingatkan untuk sholat. Didikannya yang tegas membuat ia semakin kagum.
“Pagi dibangunin buat salat subuh, lalu disambung lagi
dengan salat duha diminta buat baca Alquran. Terus saja seperti itu, didikan
beliau keras dalam mendisiplinkan. Saya yang awalnya terpaksa akhirnya
terbiasa,” terang Hendra.
Perjalanan hidup masa lalu yang bergelimang dosa, kini sudah mulai ditinggalkan. Kerasnya hidup di terminal sebagai seorang supir angkot pernah menjadi kesehariannya. Tiada hari tanpa minum-minuman keras. Amarah dan kekesalan dilampiaskannya dengan botol minuman memabukan.
“Dulu mabuk-mabukan, tanya saja di terminal Pagelaran
Sekarang, Hendra menatap masa depan cerah, bagi Hendra penjara adalah titik
awal menuju cahaya Ilahi. Sholat 5 waktu dan baca Al-Quran, kini menjadi kebiasaan, sudah lupa tuh dengan kekerasan dan mabuk-mabukan. Ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi jika tak masuk penjara, mungkin saja belum berubah.
“Bagaimana pun saya mengakui, di penjara inilah saya
bisa mengenal Tuhan dan menikmati indahnya alunan ayat suci Alquran,” pungkas Hendra.