Sek bebas perilaku yang menyimpang yang dirugikan umumnya adalah wanita. Sek bebas di kalangan remaja sudah menjadi identitas kekinian. (Photo ilustrasi)
SPIRITKITA.ID - Sek bebas di tatanan kaum muda sepertinya kini sudah menjadi hal yang biasa dilakukan, bahkan bagi sebagian pelakunya menjadi identitas kekinian yakni status sosial atau derajatnya terangkat dengan kata lain harga dirinya lebih dihargai karena perilakunya yang ngesek bebas.
Sek bebas yang sudah menjadi fenomena dikalangan remaja tentu saja bikin prihatin. Terjadinya sek bebas di usia remaja salah satu sebabnya karena faktor minimnya pengawasan orang tua, pertemanan dan lemahnya pendidikan agama. Pergaulan sek bebas, saat ini terjadi tidak hanya di Kota-Kota besar saja tapi di Desa- Desa pun perilaku menyimpang ini sering terjadi.
Seorang mahasiswi asal Kota Bandung yang kuliah di Jakarta, memberi pandangan tentang hal ini.
Tiya Nira, namanya, mengatakan, maraknya sek bebas karena pengaruh lingkungan pergaulan yang ingin dipandang gaul contohnya pacaran. Di jaman sekarang, pacaran sudah tidak malu lagi kerap melakukan adegan yang tidak pantas bahkan terang-terangan di tempat umum.
“Yang awalnya biasa – biasa saja, tapi karena pengen dipandang gaullah, bermain malam, gitu lah, jadi miris. Pacaran didepan umum dengan perilaku yang tidak sopan,” katanya pada Redaksi.
Tiya, panggilannya, menandaskan, yang paling dirugikan dengan sek bebas adalah perempuan. Sebagai wanita ia mengaku merasa kesal jika melihat kaumnya menikmati sek bebas. Menurutnya Wanita itu harus bisa menjaga martabatnya.
“Tapi sekarang kenapa engga dijaga, seharusnya wanita itu diperlakukan dengan baik. Saya bukan menyalahkan perempuan atau cowoknya, tapi gimana kita sebagai remaja termasuk saya sendiri merasa malu kalau melihat teman sendiri terjerumus kedalam hal – hal yang negatif,” tegas Tiya. Baca Juga : Begini Nih Jadinya Jika Pacaran Tanpa Batas
Diakuinya dirinya berasal dari keluarga broken home tapi tetap bisa menjaga marwahnya sebagai seorang perempuan. ia pun menilai, penikmat sek bebas biasanya berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Karena pandangan itu, Tiya ingin membuktikan dari keluarga yang berantakan tidak semuanya kacau tak karuan. Lebih jauh ia mengatakan, dirinya merasa tertekan dengan keluarganya yang tidak bahagia, namun, ia punya tekad harus menjadi wanita yang tangguh dan punya ambisi lebih baik di kemudian hari.
“Sayangilah, kalian tuh punya masa depan, kalian punya orang tua yang bisa kalian banggakan. Jujur saya dari keluarga engga utuh tapi saya mau tunjukin engga semuanya keluarga broken home masa depanya suram,” tandasnya.
Gemas kepada wanita berhijab.
Di sisi lain, Tiya kesal kepada wanita berhijab tapi perilakunya tidak mencerminkan wanita muslim. Sejatinya, perempuan yang sudah mengenakan hijab bisa menjadi teladan baik perilaku maupun tutur kata. Tiya pun, sudah punya keinginan untuk berhijab namun untuk saat ini dirinya belum 100 persen siap. Baginya berhijab harus benar-benar dari hati sanubari bukan paksaan atau mengikuti trendi kekinian.
“Kita tuh jangan menjudge dari penampilan seseorang tapi lihat dulu perilakunya karena kewajiban wanita itu berkerudung. Tiya sendiri pengennya sih ngasih tahu kalau itu tuh engga baik, kita tuh wanita harus menjaga kehormatan. Apabila kelak ada seseorang yang baik ingin menjadi pendamping bagaimana,” ujarnya setengah bertanya.
Sebagai kaum Hawa, Tiya mengajak jagalah harga dan martabat jangan mengumbar aurat hingga mengundang nafsu syahwat lelaki. Wanita bagai intan permata yang harus dijaga agar tetap bersinar disegala keadaan. Laki-laki akan segan dan menghargai bila wanita bisa menghargai dirinya sendiri.
“Pengennya wanita Indonesia itu lebih menghargai dirinya. kita harus sadar kalau kita tuh berlian jangan mau dianggap remeh sebagai wanita,” pungkas mojang yang bercita – cita menjadi manajer tersebut.
EDITOR : Restu Nugraha
(*)
Gadis ini prihatin dengan fenomena sek bebas dikalangan remaja. Wanita harus bisa menjaga kehormatan dan martabatnya.
